Dalam
mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan kepastian untuk
menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum didapatkan
kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya dikenal
dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977 dan
defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
Menurut defenisi
klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alami,
bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia yang tetap. Dan
menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam
dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik
dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu.
Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik, yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena penguraian atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
Mineralogi
adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari
pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral,
pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.
Untuk mempelajari
tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat yang ada
pada mineral tersebut. Adabeberapa sifat mineral, yaitu sifat fisik secara
teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik secara
teori hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan tidak
dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan
mineral-mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja.
Adapaun sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah :Lebih dari 2000
mineral telah diketahui sampai sekarang ini, dan usaha-usaha untuk mendapatkan
mineral-mineral baru jenis terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa
yang umum atau sering dijumpai. Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk
batuan penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming
Minerals). Selain itu hanya sekitar 8 unsur yang dominan menyusun
mineral-mineral tersebut. Dua unsur yang paling dominan adalah pksigen dan
silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok mineral yang sangat umum yaitu
mineral silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen dan silikon,
kecuali kuarsa. Dalam pengklasifikasian umum, mineral dibagi atas dua pembagian
umum, yaitu mineral silikat, dan mineral non silikat.
A. Mineral Silikat
Mineral silikat adalah mineral yang
memiliki unsure pembentuknya yaitu silica ( SiO2 ), yang merupakan hasil
pembekuan magma. Silicat merupakan 25%
dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 %
mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan
antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang
besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan
hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi).
Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan
beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum
adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan
non-ferromagnesium.
Macam mineral
silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya. Mineral silikat
ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion besi dan atau
magnesium di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat yang tidak mengandung
ion-ion besi dan magnesium disebut
mineral non feromagnesian. Mineral-mineral silikat feromegnesian dicirikan oleh
warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6. Sebaliknya
mineral-mineral silikat non feromagnesian pada umumnya mempunyai warna terang
dan berat jenis rata-rata 2,7. perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh ada
tidaknya unsur besi didalam mineral tersebut.
Olivin adalah
mineral silikat feromagnesian yang tersebentuk pada temperatur tinggi, berwarna
hitam sampai hijau kehitaman, mempunyai kilat gelas dan pecahan konkoidal.
Mineral olvin pada umumnya menunjukan kenapakan butiran bentuk relatif kecil
dan bundar. Olivin disusun oleh tetra hidra tunggal yang diikat bersama oleh
campuran ion besi dan magnesium yang merangkai atom oksigen bersama-sama.
Mineral ini tidak mempunyai bidang belahan strktur atomnya membentuk jaringan
tiga dimensi sehingga tidak membentuk bidang yang lemah.
Piroksin,
berwarna hitam, opak, dengan bidang belahan dua arah membentuk sudut 900 .
Strktur kristalnya disusun oleh rantai tunggal tetrahedra yang diikat
bersama-sama dengan ion-ion besi dan magnesium. Karena ikatan silikon oksigen
lebih kuat daripada ikatan antara struktur silikat, maka firoksin mudah
terbelah sejajar dengan rantai silikat. Piroksin merupakan salah satu mineral
yang dominan dalam batuan beku
basalt yang merupakan batuan yang
umumpada kerak samudera.
Hornblende
merupakan mineral yang umum dikelompok amfibol.
Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahan dua arah
membentuk sudut 600 dan 1200. didalam batuan, hornblende berbentuk prismatik
panjang. Bentuk inilah yang umumnya membedakan
dengan firoksin yang umumnya berbentuk prismatuik pendek. Hornblende
umunya dijumpai pada batuan yang menyusun kerak benua.
Biotit merupakan
anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya akan besi. Seperti mineral
mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lebaran yang memberikan belahan satu
arah. Biotit mempunyai warna hitam mengkilap yang membedakan dari mineral ferromagnesian
lainnya. Seperti hornblende, biotit banyak dijumpai pada batuan penyusun kerak
benua, termasuk batuan beku granit.
Moskovit adalah
jenis mineral mika yang sangat umum. Berwarna terang dengan kilap seperti
mutiara (pearly) dan seperti mineral mika lainnya belahannya satu arah. Didalam
batuan muskovit sangat mudah dikenali karena sangat bercahaya.
Feldpart
merupakan huruf mineral yang sangat umum, dapat terbentuk pada rentang
temperatur dan tekanan yang besar. Group mineral feldspart mempunyai sifat
fisik yang sama. Mineral ini mempunyai bidang belahan dua arah dan membentuk
sudut hampir 900, relatif keras dan kilap bervariasi antarakilap kaca sampai mutiara. Didalam
batuan mineral ini dikenali dengan bentuknya yang rektangular dan permukaan yang
licin. Struktur mineral feldspard adalah rangkaian tiga dimensi dari atom
oksigen bergabung dengan atom silikon. Seperempat dari ataom silikon
tergantikan oleh atom aluminium. Perbendaan valinesi antara aliminium (+3) dan
silikon (+4), menyebabkan terjadinya inklusi 1 atau lebih ion-ion seperti
potasium (-1), sodium (-1) dan kalsium (+2). Karena adanya perbedaan inklusi
didalam strukturnya, mineral feldspard dapat dibedakan menjadi dua macam.
Mineral ortoklas merupakan mineral feldspar
dengan ion potasium didalam struktur kristalnya. Plagioklas feldspar adalah
mineral feldspar dengan ion kalsium dan atau sodium didalam struktur
kristalnya. mineral ortoklas berwarna krem terang sampai merah jambu, sedangkan
plagioklas berwarna putih sampai abu-abu terang. Meskipun keduanya mempuntai
warna yang berbeda tetapi warna tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk
membedakannya. Salah satu sifat fisik yang dapat membedakannya adalah adanya
striasi yang sejajar pada mineral plagioklas yang tidak dijumpai pada mineral
ortoklas.
Kuarsa merupakan
mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan oksigen. Mineral kuarsa
juga sering disebut silika karena komposisinya SiO2. karena struktur kuarsa
mengandung dua atom oksigen untuk tiap atom silikon, maka tidak dibutuhkan lagi
ion positif untuk menjadikan mineral kuarsa ini netral. Struktur kristak kuarsa
membentuk jaringan tiga dimensi yang lengkap antara ion oksigen disekitar ion
silikon, sehingga membentuk suatu ikatan yang kuat antara keduanya. Akibatnya
kuarsa tidak mempunyai bidang belahan, sangat keras dan resistan terhadap
proses pelapukan. Kuarsa mempunyai belahan konkoidal. Pada bentuknya yang
sempurna kuarsa sangat jernih, membentuk
kristal eksagonal dengan bentuknya piramidal. Warna mineral kuarsa sangat
bervariasi tergantung pada proses pengotoran pada waktu pembentukannya. Variasi
warna menyebabkan adanya bermacam mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang umum
adalah kuarsa susu (putih), kuarsa asap (abu-abu) kuarsa rose (ping), ametis
(purple) dan kristal batuan (clear).
B. Mineral Non silikat
Mineral non silikatadalah kelompok mineral yang unsure pembentuknya bukan dari silica. Secara
garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang sederhana ; berupa unsur, sulfida (bila unsur logam
bersenyawa dengan sulfur), atau oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan
oksigen). Native element seperti
tembaga, perak atau emas agak jarang
terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak jarang
ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif terkonsentrasi dalam
urat (Vein) dengan cukup besar.
Berikut ini
adalah mineral – mineral yang yang non silikat :
a. Mineral Sulfida
Kelas mineral
sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi
antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure utamanya
adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk
disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses
mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur
utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian
terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya
biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses
tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan
yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral kelas
sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh
karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam,
mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam
dari sulfurnya.
Beberapa penciri
kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya
logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang
rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh
mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3), Chalcocite (Cu2S), Galena
(PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga didalamnya
selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga
sulfosalt.
b. Mineral oksida dan hidroksida
Mineral oksida
dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur
tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil hidroksida (OH atau
H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat.
Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida
adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit
(SnO2).
Seperti mineral
oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan
unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya dapat juga
terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral
hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa
contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite (Fe2O3.H2O).
c. Mineral Carbonat
Merupakan
persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan
dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”.
Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Carbonat
terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga
terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua
(caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk
nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi
antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa
tersebut (CO3, NO3, dan BO3).
Beberapa contoh
mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2,
calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat
adalahniter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
d. Mineral Sulfat
Sulfat terdiri
dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion
sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah
evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan
menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat
termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti
sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan
anion-anionnya masing-masing.
Contoh-contoh
mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium sulfate),
Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated
calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate,
selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.
terimakasih telah membaca artikel saya yaaa.. semoga bermanfaat..
SALAM BUMI
jangan lupa coret coret ya
terimakasih telah membaca artikel saya yaaa.. semoga bermanfaat..
SALAM BUMI
jangan lupa coret coret ya
0 comments:
Post a Comment